Pada 28 Juni 2025, FIFA bersama AFC resmi menjatuhkan sanksi berat terhadap Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM). Timnas Malaysia—dikenal dengan julukan Harimau Malaya—dilarang berpartisipasi dalam seluruh kompetisi resmi FIFA dan AFC hingga tahun 2027, termasuk kualifikasi Piala Dunia 2026 serta Piala Asia 2027.
🔍 Penyebab Utama Sanksi
- Dugaan kecurangan dalam naturalisasi pemain, termasuk penggunaan dokumen keturunan yang tidak sah dan pemalsuan data untuk beberapa pemain naturalisasi.
- Investigasi intensif dari media Inggris dan Jepang mengungkap pelanggaran serius dalam proses naturalisasi tersebut.
- FAM juga didenda sebesar USD 2 juta, pemain naturalisasi dilarang direkrut selama lima tahun, hasil pertandingan dibatalkan, dan presiden FAM diberikan sanksi etik.
⚖️ Konteks dan Dampak yang Serupa
Skandal ini mencerminkan kasus Timor Leste pada 2017, saat mereka terkena sanksi sejenis akibat menggunakan sembilan pemain yang tidak memenuhi syarat naturalisasi, berdampak pada diskualifikasi dari kualifikasi Piala Asia 2023.
🗣️ Reaksi Publik dan Media
- Laman media nasional Indonesia dan portal berita lokal menggarisbawahi perbandingan keunggulan Timnas Indonesia yang menjalankan naturasi sesuai aturan, sedangkan Malaysia dinilai mencederai fair play.
- Di forum Reddit, pendukung Malaysia memprotes pendekatan “nisan heritage” dan menyatakan kekhawatiran bahwa kemenangan 4‑0 atas Vietnam beberapa waktu lalu, justru terasa seperti “bermain curang”.
🔮 Bagaimana Masa Depan Timnas Malaysia?
- Larangan kompetisi hingga 2027 membuat Malaysia kehilangan peluang tampil di ajang internasional, seperti AFF Cup, SEA Games, Piala Dunia, dan Piala Asia.
- Reputasi dan kepercayaan publik terhadap FAM akan semakin menurun.
- Pembangunan pemain lokal menjadi tantangan besar pasca program naturalisasi dicoret dan fokus harus diperbarui ke pembinaan bibit unggul.
- Peluang: larangan ini memaksa reformasi dari governance hingga pengembangan akademi sepak bola dalam negeri—jika dimanfaatkan, ini bisa jadi momentum kebangkitan jangka panjang.
Sanksi ini merupakan pukulan telak bagi sepak bola Malaysia: kehilangan panggung internasional, denda besar, dan dorongan moral untuk memperbaiki tata kelola FAM serta memprioritaskan pembinaan lokal. Ke depan, Malaysia harus membuktikan kemampuannya dalam membangun sepak bola yang bersih, beretika, dan berorientasi jangka panjang jika ingin kembali bersaing dalam level tertinggi Asia dan dunia.